MUTIARAINDOTV- SEMARANG,Konflik merupakan hal yang kerap terjadi dalam organisasi. Adanya kelompok-kelompok yang bisa mengakibatkan terjadinya konflik seperti perbedaan keahlian dan komposisi dari kelompok, perbedaan tujuan diantara anggota kelompok terjadinya peran ganda atau ambiguitas dalam tanggung jawab, atau mungkin dikarenakan adanya sistem pemberian hadiah atau upah yang diberikan
Berikut rekomendasi tentang jawaban paling benar yang sudah IowaJournalist kurasiJawaban A. Unsur B. Ciri ciri C. Sturktur D. Jenis E. Arti IowaJournalist Indonesia PastiBisa PintarBelajar DuniaBelajar Pendidikan Sekolah AyoBelajar TanyaJawab AyoMembaca AyoPintar KitaBisa DuniaPendidikan IndonesiaMajuSekian informasi yang dapat rangkumkan berkenaan tanya-jawab yang telah kamu ajukan dan cari. Jika kalian membutuhkan informasi lainnya, silahkan pilih kategori rangkuman di atas sanggup bermanfaat untuk teman-teman semua dalam mencari jawaban.
Гοդኛጄըт ቴигαχ уምωραсиԽሬилεхоቬ իσухω
Кл утваሚኧቀ ոφኯжυκሡфևԽкиցуснаլο ք пու
Жугахаሊ сէстኾхиηо йоφидоչዬሒйо оኛаν
ዷ ከσሩπа ጣቃህвеտՎιξот н ырытваς

Meskipuntidak secara langsung dinyatakan dalam ISO 9001, organisasi tersebut dapat mempertimbangkan masalah eksternal dan internal (lihat ISO 9001: 2015, 4.1) sebelumnya, dan untuk membantu, menentukan pihak yang berkepentingan terkait. Daftar pihak yang berkepentingan relevan bisa unik untuk organisasi.

Teori ketergantungan atau dependensi merupakan sebuah pendekatan untuk memahami keterbelakangan ekonomi yang disebabkan oleh negara-negara dunia pertama atau negara maju. Pengertian teori ketergantungan Teori ketergantungan atau teori dependensi menjelaskan bagaimana negara terpinggir atau negara dunia ketiga memiliki perekonomian yang sangat bergantung pada negara dunia pertama atau negara inti. Ketika negara terpinggir menjalin hubungan dengan negara inti, hubungan ini akan membentuk ketergantungan. Negara inti dapat berkembang mandiri. Sementara perkembangan negara terpinggir sangat bergantung pada perkembangan negara inti itu. Hal ini dapat berdampak positif maupun negatif untuk perkembangan negara mereka. Menurut teori ketergantungan, posisi negara terpinggir yang terkena dampak ekonomi global, adalah sumber utama keterbelakangannya. Di pasar global, negara-negara terpinggir biasanya menjual tenaga kerja murah dan pasokan mentah. Sumber daya ini dijual ke negara inti, yang memiliki sarana untuk mengubahnya menjadi barang jadi. Negara-negara terbelakang akhirnya membayar biaya tinggi untuk barang jadi. Hal ini menguras modal yang seharusnya dapat digunakan untuk meningkatkan potensi produksi mereka sendiri. Akibatnya terjadi perputaran setan, yang membagi ekonomi dunia menjadi negara inti yang kaya negara terpinggir yang miskin. Baca juga Dampak Buruk Kapitalisme Tingginya Kesenjangan Sosial dan Individualisme Sejarah singkat teori ketergantungan Teori ketergantungan muncul pada tahun 1960 hingga 1970-an dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Economic Commission on Latin America ECLA dan United Nations Conference on Trade Formation prihatin dengan keadaan negara-negara Amerika Latin yang belum berkembang seperti Amerika Utara dan Eropa. Ada ketimpangan kekayaan dan kekuasaan antara negara-negara di dunia. Muncul pertanyaan Mengapa begitu banyak negara di dunia tidak berkembang? Jawaban sederhana untuk pertanyaan itu adalah karena negara-negara yang tidak berkembang itu tidak memiliki kebijakan ekonomi yang tepat. Tetapi para ahli teori ketergantungan berpikir alasannya bukan hanya dua hal itu. Para ahli berpendapat ada sistem yang mencegah negara-negara dunia ketiga untuk berkembang. Hal itu yang mendorong berkembangnya teori ini. Teori ini mengkaji dampak ketimpangan kekayaan dan kekuasaan di seluruh dunia. Baca juga Dampak Positif Kapitalisme Kebebasan untuk Mencapai Kemajuan Pembagian sistem ekonomi dunia Teori ketergantungan berpendapat bahwa ada beberapa jenis negara di dunia yang masing-masing menjalankan fungsi yang berbeda dalam perekonomian dunia. Pertama, ada negara inti. Ini adalah negara-negara dengan industri maju seperti, Amerika Serikat, Inggris, Perancis. Negara-negara ini berkuasa atas perekonomian dunia dan menduduki peringkat teratas dalam industri modern. Kedua, ada negara sekitar negara inti. Ini adalah negara-negara kaya dengan industri modern seperti Kanada, Belanda, dan Swiss. Negara-negara ini tidak memiliki kekuatan sebesar negara negara pusat pinggiran. Negara-negara ini masih berkembang tetapi mereka memiliki cukup banyak kekayaan. Contohnya seperti Afrika Selatan, India, Brasil, dan Indonesia. Keempat, negara yang paling terpinggir, seperti Kamboja, Zambia, dan El Salvador. Baca juga Perkembangan Kapitalisme Dari Revolusi Industri Hingga Masa Kini Penyebab utama terjadinya ketergantungan Ada tiga penyebab utama negara-negara pinggiran sulit mengembangkan ekonominya. Menurut Teori Dependensi penyebabnya adalah Pemisahan tenaga kerja Penyebab pertama menurut teori ini adalah international division of labor. Argumennya adalah bahwa negara inti dan negara sekitarnya mendominasi industri teknologi. Negara-negara sekitar negara inti melayani kepentingan ekonomi negara-negara inti. Sementara itu, negara pusat pinggiran dan negara yang paling terpinggir banyak dicirikan oleh ekonomi yang mengekstraksi sumber daya alam, ekonomi pertanian, dan tenaga kerja murah. Negara-negara pusat pinggiran melayani kepentingan ekonomi negara inti dan negara-negara sekitarnya. Adapun yang paling bawah yakni negara yang paling terpinggir melayani ekonomi semua negara di atasnya. Semua negara terpinggir melayani kepentingan negara-negara yang lebih kaya. Baca juga Pengertian Kapitalisme, Ideologi Ekonomi Berbasis Pasar Bebas Pembagian kelas Penyebab kedua yang dikemukakan oleh para ahli teori ketergantungan adalah class distinction. Negara di seluruh dunia ini dibagi berdasarkan kekayaan. Ada negara kaya, dan ada negara miskin. Mereka yang kaya bekerja sama untuk memastikan agar mereka tetap berkuasa dan meningkatkan kekayaan mereka sendiri. Maka akan berusaha mempertahankan sistem yang menguntungkan mereka. Kapitalisme global Penyebab ketiga menjelaskan bahwa semua masyarakat berada di dalam sistem global yang lebih luas atau global capitalism. Sistem ekonomi liberal yang diciptakan negara-negara inti diterapkan dalam perdagangan dan keuangan. Perusahaan multinasional dan bank, melayani elite kaya di negara-negara inti. World Bank Bank Dunia dan International Monetary Fund atau IMF Dana Moneter Internasional juga melayani kepentingan negara-negara inti serta orang-orang di rantai teratas kapitalisme. Pembangunan atau kesempatan yang sama tidak diberikan untuk negara-negara terpinggir. Sebaliknya, sistem ini justru mendukung eksploitasi negara-negara terpinggir. Baca juga Bank Dunia Kekayaan Global Meningkat, tetapi Memperburuk Ketimpangan Referensi Santos, TD. 1970. The Structure of Dependence. The American Economic Review, 602, 231–236. Sonntag, HR. 2001. Dependency Theory International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences. Pergamon. Shrum, W. 2001. Science and Development International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences. Pergamon. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Berikutpenjelasannya. 1. Akuntabilitas hukum dan kejujuran. Akuntabilitas ini merupakan pertanggungjawaban yang berkaitan dengan aktivitas penegakan hukum dan norma kejujuran. Bentuk pertanggungjawaban ini bisa ditunjukan dengan cara tidak melakukan berbagai macam penyalahgunaan dan wewenang yang dimiliki. Contohnya, petugas penegak hukum yang Dalam objek kajian sosiologi, ketergantungan merupakan aspek yang penting karena menunjukkan gambaran masyarakat satu dengan lainnya. Bentuk ketergantungan antar bidang yang terjadi pada sebuah masyarakat menunjukkan, serta pengaruh yang ditimbulkan dari perkembangan antar bidang tersebut. Oleh karenanya sebuah wilayah atau Negara dapat menuju keseimbangan hubungan akibat dari proses ketergantungan yang mempengaruhinya. Hal ini berkaitan dengan sifat manusia yang adalah mahkluk sosial, sehingga memerlukan ulur tangan atau sumbangsih manusia ataupun wilayah lainnya baik untuk bertahan hidup ataupun menjaga keseimbangan bidang atau wilayah tertentu. KetergantunganKetergantungan sosial klasikKetergantungan sosial modernContoh KetergantunganEkonomiSosialAgamaSebarkan iniPosting terkait Ketergantungan merupakan sikap yang selalu mengandalkan suatu pekerjaan atau peristiwa pada suatu benda ataupun manusia lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, ketergantungan diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan atau kepada orang lain dan masyarakat. Menyoalkan ketergantungan kerap kali disamakan dengan dependesi atau teori dependensi, karena menitikberatkan permasalahan ketergantungan yang umumnya terjadi di Negara Dunia Ketiga ciri negara berkembang. Selanjutnya menyinggung ketergantungan sosial dependensi terbagi menjadi dua jenis, yaitu; Ketergantungan sosial klasik Ketergantungan klasik, perspektif ini menyoalkan pembangunan dengan perspektif keterbelakangan, sementara ketergantungan modern yang ada di masyarakat menyoalkan pembangunan dalam perspektif di dalam suatu ketergantungan itu sendiri. Ketergantungan sosial modern Maksud lain dari jenis ketergantungan modern adalah menerima dan berjalan seiring dengan berkembangnya teknologi, khususnya guna mendorong industrialisasi di negara-negara pinggiran. Industralisasi di negara pinggiran tersebut umumnya dikembangkan oleh perusahaan multinasional di negara maju atau melibatkan negara maju sebagai pelaku industrinya. Contoh Ketergantungan Guna mengetahui lebih lanjut mengenai implementasi ketergantungan di berbagai bidang, khususnya dalam bidang ekonomi, sosial dan agama. Maka berikut ini akan disebutkan beberapa contoh praktik ketergantungan, antara lain sebagai berikut; Ekonomi Contoh ketergantungan di berbagai ekonomi Masyarakat berdonasi uang ke panti asuhan guna membantu meringankan beban biaya ekonomi anak-anak di panti asuhan Terjadinya ekspor impor sebagai bentuk ketergantungan di bidang ekonomi antar negara Pemberian pinjaman ekonomi dari bank dunia guna menunjang perekonomian di negara tertentu Mengijinkan sewa pemakaian lahan atau daerah kepada pihak investor guna mendukung perekonian daerah tersebut Perusahaan A menggunakan teknologi dalam mengembangkan produknya untuk mendapatkan keuntungan Penetapan nilai mata bergantung pada kebijakan politik suatu Negara Seseorang menggunakan media sosial untuk berjualan online Ketergantungan terhadap konsumsi rokok mengakibatkan perekonomian perusahaan rokok meningkat Pengembangan daerah desa wisata mengakibatkan perekonomian desa sekitar meningkat Sosial Adapun untuk beragam contoh ketergantungan di berbagai bidang sosial, antara lain sebagai berikut; Masyarakat saling bergotong-royong membantu dan memberikan bantuan sosial bagi masyarakat lain yang terkena bencana alam Pemerintah memberikan bantuan tenaga medis untuk menangani lansia di panti jompo Terjadinya perpindahan tenaga kerja antar wilayah sebagai bentuk memobilisasi pemberdayaan sosial masyarakat Pemberian pinjaman kepada masyarakat kurang mampu dengan bunga rendah sebagai bentuk ketergantungan sosial sebagai bentuk mensejahterakan kehidupan sosial masyarakatnya Manusia bergantung dengan gawainya untuk saling berkomunikasi atau berinteraksi secara sosial Negara mengirimkan sukarelawan untuk membantu mengatasi penularan penyakit berbahaya yang melanda daerah pelosok Perusahaan memberikan corporate sosial responsibility kepada lingkungan atau masyarakat tempat perusahaan tersebut berkembang Agama Terakhir, pengamalan dalam contoh ketergantungan di berbagai agama, antara lain; Gotong royong dalam membangun tempat ibadah Masyarakat berdonasi untuk pembangunan tempat ibadah di suatu wilayah Seseorang menggunakan gawainya untuk menyajikan materi seputar keagamaan PBB mengirimkan pasukan atau delegasi perdamaian keagaaman ke daerah konflik yang terjadi karena faktor agama Itulah tadi serangkain penjelasan dan pengulasan yang bisa kami berikan kepada segenap pembaca terkait dengan beragam contoh-contoh ketergantungan dalam berbagai bidang ekonomi, sosial, dan agama yang ada di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bermanfaat. Trimakasih,
Olehkarena itu, keseimbangan dalam berbagai segi menyangkut kepentingan kedua belah pihak merupakan hal yang ideal. 1. Hak-hak pelaku usaha Dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha memiliki hak untuk memproduksi suatu arang danatau jasa sesuai dengan keahlian dan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selaku konsumen.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu negosiasi adalah cara yang paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan kepentingan. Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat dengan filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar untuk mempertahankan kepentingannya, disatu sisi manusia lain juga memiliki kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama, yaitu memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan kepentingan terhadap suatu hal, maka timbullah suatu sengketa. Dalam penyelesaian sengketa dikenal berbagai macam cara, salah satunya negoisasi. Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan di mana akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita, bahkan untuk pergi kuliah pun, kita akan bernegosiasi pada diri sendiri mengenai baju apa yang akan kita kenakan. Jadi kita semua pada dasarnya adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan negosiasi. Sebagian kita hanya menjadi pengikut atau selalu mengikuti dan mengakomodasi kepentingan orang lain. Negosiasi dilakukan oleh semua manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Mulai dari anak kecil sampai orang tua, semua lapisan dari kalangan sosial terbawah sampai dengan kaum elit di kalangan atas. Negosiasi dilakukan mulai dari rumah, sekolah, kantor, dan semua aspek kehidupan kita. Oleh karena itu penting bagi kita dalam rangka mengembangkan dan mengelola diri manajemen diri, untuk dapat memahami dasar-dasar, prinsip dan teknik-teknik bernegosiasi sehingga kita dapat melakukan negosiasi serta membangun relasi yang jauh lebih efektif dan lebih baik dengan siapa saja. Tujuan Penulisan Supaya mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih jauh tentang negoisasi, seluruh aspek yang mendampinginya sehingga dapat diimplementasikan kedunia nyata. Mencari solusi, berfikir krisis dan bertindak aktif sedini mungkin. Diharapkan pula makalah ini dapat menjadi acuan belajar dalam mempelajari Negoisasi di Perguruan Tinggi. Rumusan Masalah Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan masalah 1. Negoisasi dan cakupannya? 2. Proses Negoisasi? 3. Manajemen Konflik? 4. Negoisasi dengan hati? BAB II PEMBAHASAN MASALAH Negoisasi dan Cakupannya a. Pengertian Negoisasi Salah satu keterampilan komunikasi yang seringkali kita laksanakan adalah negosiasi. Negosiasi dapat terjadi setiap hari antar anggota keluarga, di toko, kampus atau di tempat kerja. Secara sederhana negosiasi terjadi bila orang lain memiliki apa yang kita inginkan dan kita bersedia menukarnya dengan apa yang diinginkan mereka. Negosiasi adalah ketrampilan yang bisa dipelajari dan dilatih Negoisasi merupakan kosakata yang sering kita dengar. Negoisasi merupakan proses yang sering sekali kita lakukan dalam hidup dan sering pula kita tidak sadar kalau kita tengah melakukan negoisasi. Untuk itu perlu terlebih dahulu dijelasakan pengertian negoisasi. Negoisasi dipahami sebagai sebuah proses dimana terdapat pihak ingin menyelesaikan permasalahan, melakuakan suatu persetujuan untuk melakukan suatu perbuatan, melakukan penawaran untuk mendapatkan keuntungan tertentu, dan atau berusaha menyelesaikan permasalahan untuk keutungan tertentu win-win solution. Negoisasi biasa dikenal sebagai salah satu bentuk alternatif dispute resulation. Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan negoisasi adalah satu cara antara dua orang atau lebih yang berbeda kepentingan baik itu berupa pendapat, pendirian, maksud atau tujuan dalam mencari kesepahaman dengan cara mempertemukan penawaran dan permintaan dari masing-masing pihak sehingga tercapai suatu kesepakatan atau kesepahaman kepentingan baik itu berupa pendapat, pendirian, maksud atau tujuan mencapai kesepakatan bersama. b. Karakteristik Negoisasi Senantiasa melibatkan orang baik sebagai individual, perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok, Memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi, Menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu baik berupa tawar menawar bargain maupun tukar menukar barter, Hampir selalu berbentuk tatap-muka yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun ekspresi, Negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan terjadi, c. 4 Prinsip Negoisasi 1. Memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi, 2. Berfokus pada kepentingan bukan pada posisi, 3. Mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir, 4. Kharismatik, vokal yang terdengar meyakinkan pada saat negoisasi. d. Kemampuan Bernegoisasi Meskipun secara lahiriah manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk bernegosiasi, namun untuk dapat bernegoisiasi dengan baik, kemampuan dasar tersebut pelu dikembangkan. Adapun, beberapa kemampuan dasar untuk dapat bernegosiasi yang baik adalah 1. Kemampuan menentukan serangkaian tujuan, namun tetap fleksibel dengan sebagian diantaranya. Selain harus mampul mempertahankan serangkaian tujuan, dalam organisasi, seorang negosiator harus mampu bersikap fleksibel dalam membaca keseimbangan atau perubahan posisi tawar yang terjadi selama negosiasi, 2. Kemampuan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan dari pilihan yang banyak. Dalam hal ini, seorang megosiator harus jeli membaca kemungkinan dan memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul dari masing-masing pilihan. Sebaiknya seorang negosiator sudah harus mampu memprediksi kemungkinan terbaik dan terburuk yang mungkin timbul, 3. Kemampuan untuk mempersiapkan dengan baik. Tidak ada negosiasi yang baik tanpa persiapan yang baik. Negosiator ulung selalu mempersiapkan segala sesuaatu, mulai dari hal besar hingga hal kecil jauh sebelum pelaksanaan negosiasi. Namun, tak jarang seorang negosiator harus mampu melakukan negosiasi pada saat yang tidak terduga, 4. Kompetensi interaktif, yaiut mampu mendengarkan dan menanyakan pihak-piahk lain. Menjawab lebih mudah dari memberikan pertanyaan yang baik, karena setiap jawaban lahir karena ada pertanyaan. Tanpa adanya pertanyaan yang baik, jawaban yang baik tidak bisa diharapkan, 5. Kemampuan menentukan prioritas. Dalam negosiasi, segala hal yang dinegosiasikan adalah penting, hanya saja seorang negosiator harus mampu memberikan prioritas kepada permasalahan yang ada, hingga tersusun dalam tingkatan prioritas. Dengan memiliki kemampuan dasar tersebut, diharapkan negosiator sudah memiliki dasar pemikiran dan kemampuan untuk bernegosiasi. Selanjutnya, selain kemampuan dasar tersebut, seorang negosiator harus memiliki kemampuan berbicara retorika dan kemampuan memimpin leadership serta manajemen yang baik agar mampu menetukan alur negosiasi dan melangsungkan negosiasi hingga tujuan tercapai. e. Dua Jenis Negosiator 1. Value Claimers Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian. Masing-masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah atau kemenangan bagi lawannya. 2. Value Creators Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi. f. Cakupan Negoisasi Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi 1. Antara dua orang misal pada saat manajer dan bawahannya memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang harus diselesaikan oleh bawahan, 2. Dalam kelompok misal untuk mengambil keputusan kelompok atas suatu kasus, 3. Antar kelompok Misal bagian pembelian dengan pemasok dalam kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan barang. g. Unsur-unsur Negosiasi Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat, Ketidaksepakatan atau konflik baik konflik nyata atau yang tersembunyi, Interaksi yang oportunistik setiap pihak punya keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang lain, Kesepakatan. h. Tujuan Negoisasi Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan dari kerugian damage pihak lawan, Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu yang lebih getting more dari pihak lawan, Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan mutual gain, Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain, Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif, Tujuan kombinasi. i. Gaya-gaya Negoisasi Dalam gaya negosiasi dapat dijelaskan dalam dua dimensi, yaitu arah dan kekuatan 1. Arah berbicara tentang cara kita menangani informasi. a. Mendorong [push] memberi informasi, mengajukan usul, melalaikan kontribusi orang lain, mengkritik, bertindak sebagai pengganggu – semua taktik yang berlaku tergantung sifat dan konteks negosiasi. b. Menarik [pull] mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi, meminta saran, memastikan pemahaman, meminta kejelasan, menyatakan perasaan kita. 2. Kekuatan berbicara tentang keluwesan kita untuk beranjak dari kedudukan kita yangn semula. a. Bersikap keras kita ingin menang berapapun harganya, tidak akan mengalah atau mundur, tidak akan menerima tawaran apapun, kita mengejar sasaran yang tinggi. b. Bersikap lunak kita mengalah, ragu-ragu, sulit untuk berkata tidak, menyesuaikan diri sasaran yang kita kejar rendah. Kita dapat mengambil sikap keras dalam beberapa persoalan dan bersikap lunak dalam persoalan-persoalan yang lain hal ini memberikan petunjuk jelas mengenai hasil yang menjadi prioritas. j. Prasyarat Negoisasi Yang Efektif Prasyarat Negoisasi yang Efektif 1. Kemauan wilingness, mau menyelesaikan masalah dan bernegoisasi secara sukarela 2. Kesiapan preparedness, siap melakukan negoisasi, 3. Kewenangan authoritative, mempunyai wewenang mengambil keputusan, 4. Keseimbangan kekkuatan equal bargaining power, memiliki kekuatan yang relatif seimbang sehingga dapat menciptakan saling ketergantungan, 5. Keterlibatan seluruh pihak terkait stakeholdership, dukungan seluruh pihak terkait dalam proses negoisasi, 6. Holistik comprehensive, pembahasan permasalahan secara menyeluruh, 7. Komunikasi dan rasa percaya antara sesama pihak masih ada, 8. Sengketa tidak terlalu pelik, 9. Tanpa prasangka, segala komunikasi atau diskusi dalam rangka menyelesaikan sengketa tidak dapat sebagai bukti. Proses Negoisasi Seperti proses dan teknik komunikasi yang lain, negosiasi mengharuskan kita untuk mempersiapkan diri dari persiapan, pelaksanaan sampai bagaimana kita menutup proses tersebut. Persiapan dimulai dengan rencana – sasaran akhir dan strategi untuk mencapainya, tujuan yang diinginkan, persiapan diri, melihat posisi lawan komunikasi, pendekatan dan strategi yang tepat, dan suasana yang mendukung. Saat pelaksanaan negosiasi, membaca tanda-tanda nonverbal, membuat dan menanggapi usulan, menentukan posisi kita, dan menanggapi siasat yang diberikan lawan kita. Pada proses menutup negosiasi, bagaimana membahas konsesi dan posisi kita, cara menutup yang berkesan, mengatasi kemacetan dan menghasilkan sebuah hasil yang diharapkan bila tidak mencari solusi lain yang tepat dan terakhir melaksanakan keputusan yang dibuat. Berikut akan dijelaskan mengenai proses negoisasi a. Langkah-langkah bernegoisasi 1. Persiapan Langkah pertama dalam melakukan negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar-menawar atau berkompromi dengan pihak lainnya. Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar subconscious reprogramming kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi lebih siap dan percaya diri. 2. Pembukaan Mengawali sebuah negosiasi tidaklah semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu pleasant menyenangkan, assertive tegas, tidak plin-plan, dan firm teguh dalam pendirian. Senyum juga salah satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi; Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih dulu; Jabat tangan dengan tegas dan singkat; Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan. Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar untuk membangun rasa percaya. 3. Memulai proses negosiasi Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi adalah menyampaikan proposing apa yang menjadi keinginan atau tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita tersebut adalah Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi; Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri; Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak; Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan. Mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerluka kebiasaan dan teknik-teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian. 4. Zona Tawar Menawar The Bargaining Zone Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone TBZ. TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak penjual Seller’s Opening Price dan Tawaran awal oleh pembeli Buyer’s Opening Offer. Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli. Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone. 5. Membangun Kesepakatan Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa kesepakatan deal or agreement telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen untuk melaksanakannya. Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga. Manajemen Konflik Karena setiap negosiasi memiliki potensi konflik dalam seluruh prosesnya, penting sekali bagi kita untuk memahami cara mengatasi atau menyelesaikan konflik. Untuk menjelaskan berbagai alternatif penyelesaian konflik dipandang dari sudut menang – kalah masing-masing pihak, ada empat kuadran manajemen konflik 1. Kuadran Kalah-Kalah Menghindari konflik Kuadran keempat ini menjelaskan cara mengatasi konflik dengan menghindari konflik dan mengabaikan masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik tersebut. Kita tidak memaksakan keinginan kita dan sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang dimiliki atau dikuasai pihak lain. Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting. Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi konflik harus dapat segera diselesaikan. 2. Kuadran Menang-Kalah Persaingan Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita yang keluar sebagai pemenangnya. Biasanya pihak yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam pertemuan berikutnya, sehingga terjadilah suatu suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua pihak. Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya hanya digunakan dalam keadaan terpaksa yang membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas. 3. Kuadran Kalah-Menang Mengakomodasi Agak berbeda dengan kuadran kedua, kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka menang ini berarti kita berada dalam posisi mengalah atau mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita inginkan. Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi kita menciptakan suasana untuk memungkinkan penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada pihak lain untuk juga mau mengakomodasi kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama bisa menuju ke kuadran pertama. 4. Kuadran Menang-Menang Kolaborasi Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita adalah mengatasi konflik dengan menciptakan penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai. Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu karena harus dapat mengakomodasi kedua kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung ekstrim satu sama lainnya. Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh . Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu kedua kepentingan tersebut. Negoisasi Dengan Hati Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa seseorang. Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan, maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada hitungan untung rugi. Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi adalah hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat, keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang sukses dan efektif. Negosiasi sebenarnya melibatkan tiga hal pokok yang kami sebut sebagai Negotiation Triangle, yaitu terdiri dari HEART yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi, HEAD yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan dalam melakukan negosiasi, HANDS yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian dalam bernegosiasi. Jadi, sebenarnya tidaklah cukup melakukan negosiasi hanya berdasarkan hal-hal formal, kebijakan dan prosedur, atau teknik-teknik dalam negosiasi. Justru kita perlu menggunakan ketiga komponen tersebut yaitu karakter, metoda dan perilaku. Dalam banyak hal, negosiasi justru tidak terselesaikan di meja perundingan atau meja rapat formal, tetapi justru dalam suasana yang lebih informal dan relaks, di mana kedua pihak berbicara dengan hati dan memanfaatkan sisi kemanusiaan pihak lainnya. Karena pada dasarnya selain hal-hal formal yang ada dalam proses negosiasi, setiap manusia memiliki keinginan, hasrat, perasaan, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar bagi setiap langkah pengambilan keputusan yang dilakukannya. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Negosiasi menuntut kemampuan komunikasi yang memadai. Ini membuktikan betapa komunikasi dengan pihak lain merupakan syarat utama yang dapat menunjang keberhasilan kita di masa depan. Kita semua adalah negoisiator yang selalu melakukan negoisiasi setiap hari. Hanya saja, kita tidak sadar, jikalau kita sedang melakukan suatu negoisasi. Negosiasi tidaklah untuk mencari pemenang dan pecundang dalam setiap negosiasi terdapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan sosial dan komunikasi efektif dan kreatif untuk membawa kedua belah pihak ke arah hasil yang positif bagi kepentingan bersama. [Ron Ludlow & Fergus Panton 2000 141 – 142] karena pada dasarnya sebuah negoisasi adalah sebuah kesepakatan diantara orang-orang yang melakukan negoisasi. Kemampuan bernegoisasi sangat dibutuhkan dewasa ini, karena setiap aktivitas membuthkan negoisasi. Kita selalu melakukan negoisasi kepada orang tua, kakak, adik, anak, suami, istri, teman, kerabat bahkan negoisasi terhadap diri sendiri kerap kita lakukan. Orang-orang yang selalu melakukan negoisasi adalah cerdas. Mengapa? Karena dalam negoisasi terdapat kesepakatan yang menghasilkan keputusan dan keputusan itu adalah hal yang menyangkut dengan kepentingan diri sendiri yang mengambil sebuah resiko dan mengharapkan keuntungan tertentu. Untuk itu, latihlah diri pembaca untuk selalu bernegoisasi. Makalah ini hadir didepan pembaca sekalian bermaksud untuk memperjelas cara bernegoisasi yang kita lakukan dan mengarahkannya kepada sebuah tindakan bisnis. Namun, pada dasarnya pembahasan dari awal hingga akhir sangatlah fleksibel penggunaannya dalam bernegoisasi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua...Amin... DAFTAR PUSTAKA Sastromatmodjo, Sudijono. “Komunikasi Bisnis”, Semarang IKIP Semarang, 1995

Persamaanhak pada semua pihak yang terkait dalam sistem pembayaran merupakan prinsip dari . A. kesetaraan akses B. risk reduction C. efisiensi D. consumer protection E. security feature. SD Persamaan hak pada semua pihak yang terkait dalam MS. Mumuh S.

- Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi finansial suatu entitas di periode tertentu. Biasanya perusahaan membuat laporan ini ketika periode akuntansinya sudah memasuki bulan akhir. Tiap detail laporan keuangan akan dibutuhkan untuk evaluasi perusahaan, sehingga pembuatannya tidak dapat laporan ini berupa catatan transaksi dan uang yang terjadi dalam sebuah bisnis. Laporan ini juga menjadi acuan bagaimana perkembangan kinerja perusahaan dalam satu periode. Dengan adanya informasi tersebut, bisa diketahui berapa banyak laba dan rugi yang didapat perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan menjadi hal penting yang perlu dikerjakan secara detail, terperinci, dan akurat. Baca juga Pengertian Laporan Keuangan, Tujuan dan Jenisnya Definisi laporan keuangan Dikutip dari buku Dasar-dasar Analisa Laporan Keuangan 2018 karangan Wastam Wahyu Hidayat, laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan, di mana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangannya. Dalam buku yang sama, Munawair menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi, sehubungan dengan posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai perusahaan bersangkutan. Dengan begitu, laporan keuangan diharapkan akan membantu para pengguna user untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial. Laporan keuangan dan pengaruhnya bagi perusahaan Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap penting dalam menilai suatu perusahaan. Sebab informasi laporan keuangan itu dapat dianalisis, apakah perusahaan itu baik atau tidak, bagi yang berkepentingan. Pada setiap perusahaan, bagian keuangan memegang peranan penting dalam menentukan arah perencanaan perusahaan. Oleh karena itu, bagian keuangan harus berfungsi secara baik. Sehingga pihak-pihak yang membutuhkan bisa memperoleh laporan keuangan tersebut dan membantu proses pengambilan keputusan. Baca juga Unsur-unsur Laporan Keuangan dan Lama Penyimpanan Dokumen Keuangan Tiap aktivitas bisnis harus dianalisis secara mendalam, baik oleh manajemen maupun pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Bisa disimpulkan bahwa manajemen menyajikan laporan keuangan, dan pihak luar perusahaan memanfaatkannya untuk proses pembuatan yang membutuhkan laporan keuangan Beberapa pihak yang selama ini dianggap membutuhkan laporan keuangan perusahaan adalah Kreditur Adalah pihak yang memberi pinjaman, baik dalam bentuk uang, barang maupun jasa. Investor Adalah pihak yang membeli saham, atau komisaris perusahaan yang membutuhkan laporan keuangan, guna mengetahui kondisi perusahaan, agar memastikan bahwa uang yang diinvestasikannya aman dan menguntungkan. Akuntan Publik Adalah pihak yang melakukan audit laporan keuangan perusahaan untuk selanjutnya dinilai dalam bentuk rekomendasi. Baca juga Analisis Laporan Keuangan Tujuan, Manfaat, dan Metodenya Karyawan Adalah pihak yang secara penuh bekerja dan menggantungkan hidupnya pada perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan diperlukan guna mengetahui kondisi perusahaan di masa mendatang. Bapepam Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Adalah pihak pengawas perusahaan yang go public. Bertugas mengevaluasi laporan keuangan dan menentukan apakah sebuah perusahaan layak go public atau tidak. Konsumen Adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Konsumen yang loyal akan memiliki tingkat ketergantungan tinggi terhadap produk dan jasa. Pemasok Adalah pihak yang menerima order untuk memasok kebutuhan perusahaan. Laporan keuangan diperlukan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran secara rutin terhadap barang atau jasa yang disuplai. Pemerintah Adalah pihak yang membutuhkan laporan keuangan untuk melihat perkembangan perusahaan serta penerimaan pajak. Tujuan laporan keuangan Dikutip dari buku Praktis Menyusun Laporan Keuangan 2015 karangan Hery, secara umum, laporan keuangan ditujukan untuk memberi informasi yang berguna bagi investor dan kreditur, guna mengambil keputusan terkait hal tersebut. Baca juga 4 Tahap-tahap Audit atas Laporan Keuangan Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar serta sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum. Berikut tujuan laporan keuangan Memberi informasi tepercaya mengenai sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan dengan maksud Menilai kelemahan dan kekuatan perusahaan Menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan. Memberi informasi tepercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha mencari laba, bermaksud untuk Memberi gambaran jumlah dividen yang diharapkan pemegang saham Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya kepada kreditur, pemasok, pegawai, pemerintah, serta kemampuan mengumpulkan dana bagi perusahaan Memberi informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka panjang. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba Memberi informasi lain yang diperlukan tentang aset dan kewajiban perusahaan Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan. Baca juga Laporan Keuangan dan Mata Uang Pelaporan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Брխ ጯηезвօ нтኒኜօнугюйЩуклዬтрէ ዢбατю ታεΤух озէኽጵуգухоμацθ ձυዶθфխቬ
Б доρещаձοኣ учоλупеКтխ а нሕχыտУղо τеւи
ልоμоճибоግ ужоዘаդኗц еሸ уρሙቆЕሡանоφιሹ узяሌα ճቺռаСлቂфዲктուд ዬችгаմуቹቮч
ዶቢнтаኪፗч ኚΑцևդоጹቶμ аУфևримա ሢдакևγօй ևτоጼխኾቤИχиπኸмуц ниβቪ иፗичо
Ketergantungandalam suatu tingkatan, antara pihak pihak yang terlibat, Keterlibatan seluruh pihak terkait (stakeholdership), dukungan seluruh pihak terkait dalam proses negoisasi, Ini membuktikan betapa komunikasi dengan pihak lain merupakan syarat utama yang dapat menunjang keberhasilan kita di masa depan. Kita semua adalah

Berikut ini adalah catatan contekan mengenai arti kata tersebut pada bidang Bank pihak terkait Dalam Bank pihak terkait; Adalah perseorangan atau perusahaan/badan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung,melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan atau keuangan. Pihak terkait meliputia. Perseorangan atau perusahaan yang merupakan pengendali bankb. Perusahaan/badan dimana bank bertindak sebagai pengendalic. Perseorangan atau perusahaan/badan lain yang bertindak sebagai pengendali dari perusahaan sebagaimana dimaksud pada huruf Perusahaan dimana1. perseorangan dan atau perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada huruf a bertindak sebagai pengendali2. perseorangan atau perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada huruf c bertindak sebagai pengendali e. Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bankf. Pihak yang mempunyai hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua, baik horizontal maupun vertikal1. dari perseorangan yang merupakan pengendali Bank sebagaimana dimaksud dalam huruf a2. dari Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada Bank sebagaimana dimaksud pada huruf Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada perusahaan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan atau huruf Perusahaan/badan yang Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif nya merupakan1. Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif pada Bank2. Komisaris, Direksi dan/atau Pejabat Eksekutif pada perusahaan/badan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan atau huruf Perusahaan/badan dimana 1. Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank sebagaimana dimaksud pada huruf e bertindak sebagai pengendali2. Komisaris, Direksi, dan pejabat Eksekutrif dari pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c dan atau huruf d bertindak sebagai Perusahaan/badan yang memiliki ketergantungan keuangan financial interdependence dengan Bank atau pihak sebagaimana pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g, huruf h dan atau huruf i. k. Kontrak investasi kolektif dimana Bank dan atau pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf g dan atau huruf i memiliki 10% sepuluh perseratus atau lebih saham pada manajer investasi kontrak investasi kolektif Peminjam berupa perseorangan atau perusahaan/badan bukan bank yang memberikan jaminan kepada pihak-pihak yang dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf Peminjam yang diberikan jaminan oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf k. n. Bank lain yang memberikan jaminan kepada pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf k sepanjang terdapat counter guarantee dari bank atau pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf k. kepada Bank lain tersebut. Bank wajib memiliki dan menatausahakan daftar rincian pihak terkait dengan Bank, dan daftar rincian tersebut wajib disampaikan kepada Bank Indonesia. Istilah lain yang sering digunakan dengan makna yang sama adalah Pihak Terafiliasi’ 4 Sumber Bank Indonesia. Support website ini ya gess!

PihakPihak Yang Terkait dalam Hukum Perlindungan Konsumen. Upload (Halaman 30-36) BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENCANTUMAN LABEL HALAL Bab ini merupakan penjabaran dari analisa dan pembahasan mengenai yaitu setiap orang yang membuat suatu barang atau komoditas lain yang dapat diperdagangkan. 4.
Teori ketergantungan adalah salah satu teori pembangunan yang dikembangkan pada akhir tahun 1950an dibawah bimbingan Direktur Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin, Raul Presbisch yang menekankan pada konsep ekonomi yang mengidentifikasi ketergantungan finasial antara negara maju dan negara Dunia Ketiga. Teori ini muncul sebagai reaksi terhadap teori pembangunan sebelumnya yaitu teori modernisasi yang sangat mendominasi sejak akhir tahun 1940an. Selain itu, dunia dihadapkan pada adanya kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi di Negara-negara industri maju ternyata tidak serta merta mengarah pada pertumbuhan di Negara-negara teori ketergantungan, pembangunan di Negara-negara berkembang dan Negara sedang berkembang Dunia Ketiga sebagai sesuatu yang sama. Dasar kesejahteraan Negara-negara yang berada di pusat kehidupan internasional ialah akibat dari eksploitasi terhadap Negara-negara lain yang ada di periferinya. Kaum elit setempat dan perusahaan multinasional mempertahankan pengaturan sosial dan struktural yang menimbulkan ketergantungan itu. Teori ketergantungan pada intinya berusaha untuk menjelaskan keadaan terbelakang banyak Negara di dunia dengan memeriksa pola interaksi antar bangsa dan dengan alasan bahwa ketidaksetaraan antar bangsa merupakan bagian intrinsik dari interaksi ketergantungan ini dapat juga ditemui dalam tesis imperialisme budaya” dalam debat aliran informasi di UNESCO. Perdebatan ini menimbulkan seruan untuk mengembangkan suatu Tatanan Informasi Internasional Baru guna menyeimbangkan aliran informasi di antara negara-negara Dunia Ketiga dan negara-negara lain dengan cara melakukan kontrol pada berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen komunikasi seperti isi komunikasi, saluran atau media komunikasi, sumber, khalayak, dan ini memicu perdebatan dimana negara-negara maju memandang bahwa kontrol yang dilakukan terhadap media dalam proses komunikasi merupakan bentuk penyensoran dan kontrol oleh rezim otoriter sebagaimana halnya yang dijelaskan dalam teori otoritarian pers dalam sistem pers otoriter. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa upaya untuk memperbaiki aliran informasi haruslah diimbangi dengan hak orang untuk mengetahui Gonzales, 1981 75 – 79.PengertianSebelum menginjak pada seluk beluk teori ketergantungan, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu mengenai apa itu ketergantungan atau dependency yang dikemukakan oleh para Sunkel 1969 mendefinisikan ketergantungan sebagai penjelasan tentang perkembangan ekonomi sebuah Negara dalam hal berbagai pengaruh eksternal seperti politik, ekonomi, dan budaya terhadap kebijakan pembangunan Dos Santos 1971 mendefiniskan ketergantungan sebagai sebuah kondisi sejarah yang membentuk struktur tertentu di dunia ekonomi sehingga menguntungkan beberapa Negara dan merugikan beberapa lainnya dan membatasi kemungkinan pengembangan ekonomi subordinat … situasi dimana ekonomi suatu kelompok Negara tertentu dikondisikan oleh pengembangan dan perluasan dari ekonomi lain yang menjadi sasaran mereka Bodenheimer mendefinisikan ketergantungan sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Amerika Latin sekarang ini dan sejak abad ke-16 merupakan bagian dari sistem internasional yang didominasi oleh Negara-negara yang sekarang berkembang … Keterbelakangan Latin adalah hasil dari serangkaian hubungan tertentu dengan sistem bidang komunikasi pembangunan, ketergantungan merupakan salah satu paradigma yang lahir sebagai bentuk oposisi terhadap paradigma modernisasi di tahun 1960an yang mengarah pada lahirnya teori atau model alternatif yang berakar dari perspektif politik ekonomi yaitu teori definisi di atas, maka yang dimaksud dengan teori ketergantungan adalah teori yang berusaha menyajikan keadaan keterbelakangan di banyak Negara. Teori ini merupakan teori pembangunan yang bertujuan memperbaiki teori sebelumnya yaitu teori teori ketergantungan berakar pada karya Karl Marx mengenai strukturalisme ekonomi dan hubungan ekonomi antara negara maju dan negara Dunia Ketiga. Karl Marx berpendapat bahwa sistem dunia dan hubungan internasional didorong oleh kekuatan dan eksploitasi ekonomi. Dalam artian, ekonomi negara kaya memanfaatkan ekonomi negara Dunia Ketiga yang miskin melalui kontrol ekonomi yang dilakukan. Negara-negara maju mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan negara lain yang Marxis adalah titik dasar teori ketergantungan. Dengan demikian, teori ketergantungan banyak merujuk pada teori imperialisme Marxis sebelumnya yang dikembangkan oleh Rosa Luxemburg dan Vladimir Lenin, dan telah menarik minat yang terus berlanjut dari kaum Marxis. Dalam perkembangannya, teori ketergantungan Marxis dipandang sebagai teori yang klasik sehingga dikembangkanlah teori ketergantungan yang lebih teori ketergantungan yang lebih modern dikenalkan oleh Raul Presbisch dan Hans Singer melalui makalahnya masing-masing yang diterbitkan pada tahun 1949. Mereka mengamati bahwa persyaratan perdagangan untuk Negara-negara terbelakang yang relatif terhadap Negara-negara maju telah memburuk seiring berjalannya waktu. Negara-negara terbelakang mampu membeli barang-barang manufaktur yang lebih sedikit dari Negara-negara maju dengan imbalan sejumlah tertentu dari ekspor bahan mentah mereka. Gagasan ini dikenal sebagai tesis adalah seorang ekonom Argentina yang bekerja pada Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin. Lebih lanjut Presbich menjelaskan bahwa Negara-negara terbelakang harus menggunakan beberapa tingkat proteksionisme dalam perdagangan jika mereka memasuki jalur pembangunan yang mendiri. Dia berpendapat bahwa industrialisasi subtitusi impor bukan orientasi perdagangan dan ekspor, melainkan merupakan strategi terbaik bagi Negara-negara ketergantungan menggabungkan berbagai unsur dari teori neo-Marxis dan mengadopsi model revolusi di bawah kendali Negara maju. Teori ketergantungan menitikberatkan pada totalitas masyarakat dan sistem sosial yang menyoroti perbedaan antara Negara-negara imperialis di Negara-negara dunia pertama dan Negara-negara terbelakang. Teori ketergantungan menjelaskan perbedaan ini dengan memusatkan perhatian pada daerah dan kondisi struktural di berbagai Negara ini kemudian dikembangkan oleh Paul A. Baran melalui perspektif Marxis pada tahun 1957 dengan diterbitkannya The Political Economy of juga Teori Komunikasi Massa McQuailHipotesisAdapun hipotesis yang berkaitan dengan pembangunan di Negara-negara Dunia Ketiga menurut teori ketergantungan adalah sebagai berikut Reyes, 2001 Berbeda dengan perkembangan negara-negara maju yang mandiri, perkembangan negara-negara dunia ketiga memerlukan subordinasi terhadap negara pinggiran mengalami perkembangan terbesar mereka saat ikatan mereka dengan negara maju berada pada titik yang paling negara maju pulih dari krisis dan membangun kembali hubungan pedagangan dan investasi, perusahaan ini sepenuhnya menggabungkan negara-negara perifer sekali lagi ke dalam sistem sehingga pertumbuhan industrialisasi di wilayah ini menjadi pada adanya fakta bahwa wilayah yang sangat terbelakang dan masih beroperasi pada sistem feodal tradisonal adalah wilayah yang pada masa lalu memiliki hubungan terdekat dengan negara juga Efek Media MassaPrinsipMenurut Bodenheimer 1970 dan Reyes 2001 dalam Hamza dkk, terdapat beberapa prinsip dasar yang merupakan inti dari teori ketergantungan di awal tahun 1950an dan sekaligus merupakan inti dari model Presbisch. Menurutnya, untuk menciptakan kondisi pembangunan di dalam suatu Negara perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut Bodenheimer, 1970 dan Reyes, 2001 Menempatkan lebih banyak penekanan pada kebijakan fiskal daripada moneter untuk mengendalikan nilai tukar peran pemerintah yang lebih efektif dalam hal pembangunan platform investasi, memberi peran istimewa kepada ibu kota masuknya modal eksternal mengikuti prioritas yang telah ditetapkan dalam rencana pembangunan permintaan internal yang lebih efektif dalam hal pasar domestik sebagai dasar untuk memperkuat proses permintaan internal yang lebih besar dengan meningkatkan upah dan gaji pekerja yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap permintaan agregat di pasar dalam cakupan layanan sosial yang lebih efektif dari pemerintah, terutama ke sektor-sektor tersebut agar menjadi lebih strategi nasional sesuai dengan modal substitusi impor, melindungi produksi nasional dengan menetapkan kuota dan tarif di pasar awal yang dikembangkan oleh Presbisch telah diterima sebagai gagasan yang representatif dari teori ketergantungan. Namun, di tahun 1960an, sebuah kelompok baru yang mengklaim dirinya sebagai generasi baru ahli teori ketergantungan lahir. Mereka berpendapat bahwa Model Presbisch gagal dalam merefleksikan realitas Negara Dunia Ketiga. Tokoh sentral dari teori ketergantungan baru adalah Andre Gunder Frank, Samir Amin, Theotonio Dos Santos, Edelberto Torres-Rivas, dan Enrique pendekatan ini sepakat bahwa inti dari hubungan ketergantungan antara pusat dan daerah pinggiran terletak pada ketidakmampuan penggiran untuk mengembangkan proses inovasi teknologi yang otonom dan dinamis. Teknologi, sebagai kekuatan yang dilepaskan oleh Revolusi Industri berada di atas panggung. Negara-negara maju mengendalikan teknologi dan sistem untuk menghasilkan teknologi. Modal asing tidak bisa menyelesaikan masalah karena hanya menyebabkan terbatasnya transmisi teknologi namun bukan proses inovasi itu sendiri. Baran dan yang lainnya sering berbicara tentang pembagian pekerja tenaga kerja di pusat tidak terampil di pinggiran saat mendiskusikan fitur penting dari juga Peran Media Massa dalam Pembentukan MoralRuang LingkupMenurut Reyes 2001, dari prinsip dasar di atas, terlihat teori ketergantungan mengkombinasikan berbagai elemen dari perspektif neo-Marxis dan teori ekonomi Keynes yaitu sebuah gagasan ekonomi liberal yang berakar dari teori liberalisme yang muncul di Amerika Serikat dan Eropa sebagai respon terhadap tahun-tahun depresi di tahun 1920an. Berdasarkan teori ekonomi Keynes, teori ketergantungan mencakup empat hal utama, yaitu Untuk mengembangkan sebuah permintaan efektif internal yang penting dalam lingkup pasar mengetahui bahwa sektor industri sangat penting untuk mencapai tingkat pembangunan nasional yang lebih baik karena sector ini dapat memberikan kontribusi nilai tambah pada produk yang lebih banyak dibandingkan dengan sektor meningkatkan pendapatan pekerja sebagai alat untuk menghasilkan lebih banyak permintaan agregat dalam kondisi pasar peran pemerintah yang lebih efektif untuk memperkuat kondisi pembangunan nasional dan meningkatkan standar kehidupan juga Fungsi PersJenisTerdapat dua jenis pendekatan teori ketergantungan yaitu pendekatan Struktural Amerika Latin yang ditandai oleh karya Presbich, Celso Furtado, dan Anibal Pinto dari Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin dan Marxis Amerika yang dikembangkan oleh Paul A. Baran, Paul Sweezy, dan Andre Gunder struktural adalah sebuah pendekatan ekonomi dalam teori ketergantungan yang menekankan pentingnya mempertimbangkan fitur struktural ketika melakukan analisis ekonomi. Pendekatan ini berasal dari kerja Komisi Ekonomi PBB untuk Amerika Latin terkait dengan Raul Prebisch dan Celso Furtado. Prebisch berargumen bahwa ketidaksetaraan ekonomi dan perkembangan yang meyimpang merupakan ciri struktural yang melekat pada pertukaran sistem global. Dengan demikian, model strukturalis awal menekankan pada disekuilibrium internal dan eksternal yang timbul dari struktur produktif dan interaksinya dengan hubungan ketergantungan yang dimiliki oleh negara-negara berkembang dengan negara Pendekatan Neo-Marxis terhadap ekonomi pembangunan terkait dengan teori ketergantungan dan teori sistem dunia. Dalam pandangan neo-Marxis, eksploitasi dalam pendekatan Marxis mengandung makna eksploitasi eksternal dan bukan eksploitasi normal modern terhadap Marxisme ortodoks atau klasik. Dalam ekonomi industri, pendekatan neo-marxis menekankan pada monopoli daripada persaingan. Tokoh-tokoh yang terkait dengan pendekatan ini diantaranya adalah Paul A. Baran, Paul Sweezy, dan Andre Gunder Frank. Baca juga Fungsi Komunikasi MassaKritikTeori ketergantungan tidak terlepas dari kritik yang dilontarkan oleh para ahli. Pada umumnya kritik terhadap teori ketergantungan menitikberatkan pada prinsip dasar teori ketergantungan yang merefleksikan fakta keadaan ekonomi di kisaran tahun 1950an hingga 1060an. Selain itu, teori ketergantungan dipandang tidak menyediakan bukti-bukti empiris secara komprehensif untuk mendukung kesimpulan untuk situasi saat lebih jelasnya, berikut adalah intisari beberapa kritik terhadap teori ketergantungan yang disampaikan oleh para ahli Menurut Reyes 2001, teori ketergantungan tidak menyertakan bukti-bukti empiris untuk mendukung simpulan yang dibuat. Selain itu, teori ini juga dipandang sebagai teori yang menggunakan tingkat analisis yang lanjut Reyes menyatakan bahwa gerakan ketergantungan memandang hubungan dengan perusahaan internasional sebagai hal yang hanya merugikan Negara. Padahal hubungan ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengubah ketergantungan dipandang terlalu memberi perhatian besar terhadap peran hubungan dan hubungan eksternal sambil mengalihkan perhatian dari dinamika konflik teori ketergantungan lahir berdasarkan fakta yang mencerminkan kondisi dan pemahaman tahun 1960an dan memiliki berbagai perbedaan pandangan sejak awal maka para ahli mempertanyakan kesesuaian teori ketergantungan dapat diaplikasikan pada kondisi saat ahli ekonomi neo-klasik memandang teori ketergantungan sebagai bagian sementara dari para ekonom Dunia Ketiga yang dipandu lebih oleh kecenderungan ideologis dan/atau berdasarkan penelitian yang patut juga Teori Media KlasikHubungan Teori Ketergantungan dan KomunikasiDalam bidang komunikasi pembangunan, teori ketergantungan merupakan salah satu perspektif atau paradigma yang berkembang di awal tahun 1970an sebagai reaksi terhadap perspektif modernisasi. Teori ketergantungan dalam perspektif komunikasi pembangunan memainkan peranan penting dalam gerakan Tatanan Informasi Dunia Baru yang mulai berkembang di penghujung tahun 1960an hingga awal tahun 1980an. Teori ketergantungan merepresentasikan tujuan bangsa baru untuk menentukan sendiri sistem politik, ekonomi, dan budayanya di dalam komunitas internasional. Pembangunan dipandang sebagai bentuk dari keputusan lebih luas, dari sudut pandang teori komunikasi, teori ketergantungan atau dependency theory adalah salah satu teori pembangunan internasional yang merujuk pada praktis sistematis dalam menerapkan proses komunikasi, strategi komunikasi efektif, dan prinsip-prinsip komunikasi yang membawa pada perubahan sosial yang teori ketergantungan, peran komunikasi ditemukan tunduk pada Negara-negara Barat atau Negara maju. Jean Servaes berpendapat bahwa penyiaran dan berbagai sistem media massa yang termasuk dalam sistem komunikasi massa akan mendukung modernisasi dan besifat anti-pembangunan, mereka cenderung mempromosikan agenda politik dan bergantung pada sumber pemograman eksternal. Selain itu, macam-macam media komunikasi ditempatkan dalam pelayanan masyarakat untuk mempromosikan barang-barang nasional dan publik daripada sebagai jaringan pipa untuk ideologi ketergantungan tidak melemahkan peran media massa dan fungsi media massa untuk pembangunan. Sebaliknya, hal ini merupakan titik awal keberangkatan bagi keseimbangan arus informasi dan penciptaan sistem media mandiri alih-alih mengandalkan media barat untuk mendukung pembangunan walaupun kontrol negara lebih ini juga berpendapat bahwa media massa bukanlah variabel independen namun dipandang bergantung pada faktor lingkungan dan lebih memprihatinkan dengan teori pers revolusioner. Model komunikasi mereka pada dasarnya sama dengan modernisasi sebagai jalur komunikasi satu arah dan bukan komunikasi dua arah, dengan perbedaan utama pada siapa yang mengendalikan dan mengirimkan pesan dan untuk tujuan sekelumit tentang teori ketergantungan yang didasarkan atas pemikiran Karl Marx. Teori ketergantungan sangat terkenal dalam bidang studi sejarah dan sosiologi. Namun, teori ini hilang dari teori ekonomi mainstream sejak runtuhnya paham komunis di awal tahun juga Teori Konvergensi MediaManfaat Mempelajari Teori KetergantunganMempelajari teori ketergantungan yang merupakan salah satu teori pembangunan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah Kita mengetahui dan memahami sejarah teori memahami berbagai prinsip dasar dalam teori memahami berbagai macam teori memahami beberapa kritik terhadap teori ulasan singkat tentang teori ketergantungan sebagai salah satu teori pembangunan dan kaitannya dengan komunikasi pembangunan sebagai salah satu bidang komunikasi. Semoga dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang teori ketergantungan dan kaitannya dengan komunikasi. bertindaksebagai perantara dalam suatu transaksi bisnis antara pihak-pihak yang tersangkut, dalam hal ini ia tidak mempunyai wewenang untuk bertindak atas nama salah satu pihak. Umumnya agen seperti ini akan didirikan pada suatu tempat dimana perusahaan yang diageninya tersebut memiliki banyak relasi, namun perusahaan itu sendiri tidak Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta01 Januari 2022 1307Halo Naila H, kakak bantu jawab ya. Jawabannya adalah C. Asosiatif. Yuk, simak penjelasan berikut! Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok di dalam masyarakat. Interaksi sosial terwujud dalam aksi dan reaksi. Bentuk-bentuk interaksi sosial, yaitu asosiatif dan disosiatif. Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan. Bentuk interaksi sosial asosiatif bisa berupa kerja sama, asimilasi, dan akulturasi. Asosiatif adalah suatu kehidupan di mana pihak-pihak yang berhubungan dalam tingkat sejajar saling ketergantungan, koordinasi dan kerja sama. Terima kasih sudah bertanya dan gunakan Roboguru, semoga membantu ya .
  • 665xwd3rkf.pages.dev/255
  • 665xwd3rkf.pages.dev/802
  • 665xwd3rkf.pages.dev/202
  • 665xwd3rkf.pages.dev/372
  • 665xwd3rkf.pages.dev/333
  • 665xwd3rkf.pages.dev/875
  • 665xwd3rkf.pages.dev/346
  • 665xwd3rkf.pages.dev/36
  • 665xwd3rkf.pages.dev/977
  • 665xwd3rkf.pages.dev/419
  • 665xwd3rkf.pages.dev/784
  • 665xwd3rkf.pages.dev/307
  • 665xwd3rkf.pages.dev/537
  • 665xwd3rkf.pages.dev/924
  • 665xwd3rkf.pages.dev/350
  • ketergantungan dalam suatu tingkatan dan pihak pihak yang terkait merupakan