Ragambahasa ilmiah. 1. A. Pengertian dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan
Karya Ilmiah adalah teks yang dibuat berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, atau pemikiran yang menggunakan cara kerja ilmiah oleh perseorangan atau kelompok yang disajikan dalam bentuk tertulis dan disusun secara sistematis. Karya ilmiah memiliki ciri atau karakteristik sebagai berikut Objektif Setiap fakta dan data yang diungkapkan dalam karya ilmiah berdasarkan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Netral Setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Sistematis Karya ilmiah mengikuti pola pengembangan tertentu. Logis Karya ilmiah menggunakan pola penalaran induktif atau deduktif. Teoretis Karya ilmiah dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa selain memiliki sifat ilmiah, sebuah karya ilmiah dapat dipakai sebagai rujukan pengambilan keputusan karena bersifat teoretis. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
Dalampenulisan karya ilmiah diharapkan memiliki tujuan yang baik dan tidak hanya mementingkan urusan pribadi, oleh sebab itu pemakalah kali ini akan membahas mengenai tujuan penulisan karya ilmiah. 2.3.1 Tujuan penulisan karya Ilmiah Adapun tujuan penulisan karya ilmiah berkaitan dengan jenis karya ilmiah, antara lain sebagai berikut:
Apakah kamu pernah mendengar tentang karya tulis ilmiah populer? Ya, berbeda dengan karya tulis ilmiah, karya tulis ilmiah populer dinilai lebih ringan dan santai. Karena keduanya tampak sama, tak sedikit orang yang salah memahaminya. Pun mahasiswa kerap kesulitan membedakan keduanya. Tak ayal mahasiswa kadang menulis karya ilmiah populer dengan karya tulis ilmiah. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, karya tulis ilmiah dan karya tulis ilmiah terlihat sama meski sebenarnya berbeda. Untuk membedakan nya, kamu harus memperhatikan struktur, karakteristik, dan contohnya. Nah, berikut ini adalah rangkuman pengertian sampai contoh karya tulis ilmiah. Yuk, langsung simak di bawah ini! Daftar Isi 1Pengertian Karya Tulis Ilmiah Populer1. Tulisan 2. Ilmiah3. PopulerKarakteristik Karya Tulis IlmiahStruktur Karya Ilmiah Populer1. Judul2. Pendahuluan3. Bagian Isi4. PenutupJenis Karya Ilmiah Populer1. Esai2. Artikel Ilmiah3. OpiniPerbedaan Karya Ilmiah Populer, Formal dan Semi FormalContoh Karya Tulis Ilmiah PopulerPertanyaan Umum Karya Ilmiah Populer Ada banyak pengertian karya tulis populer. Beberapa para ahli memberikan pemikirannya tentang definisi karya tulis tersebut. Sebelum membahas satu per satu pengertian karya tulis ilmiah menurut para ahli, ada baiknya kamu memahami pengertiannya secara etimologis. Jadi, karya tulis ilmiah populer terdiri dari tiga kata yang mempunyai pengertiannya masing-masing. yakni tulisan, ilmiah, dan populer. 1. Tulisan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI, tulisan adalah hasil menulis atau karangan dalam majalah, surat kabar, buku, atau karya tulis lainnya. Sementara itu, berdasarkan Slamet Suseno, tulisan adalah istilah dipakai untuk menyatakan karya tulis yang dibuat. Misalnya, tulisan, karangan, atau pernyataan gagasan orang lain. Nah seseorang yang menulis karya-karya tersebut dengan penulis. Mengapa disebut penulis, bukan pengarang? Karena orang tersebut meringkas atau merangkum, dan menggabungkan semua informasi menjadi satu sehingga lahir karya tulis baru. 2. Ilmiah Sementara itu, ilmiah adalah sesuatu yang bersifat ilmu atau memenuhi kaidah ilmu pengetahuan. Karenan tulisan ditulis dengan mempertimbangkan kaidah kelimuan, makanya disebut karya tulis ilmiah. Ciri khususnya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah. Jadi topik atau isu tertentu tidak dibahas secara asal, melainkan ditulis dengan memakai kaidah ilmiah seperti dilengkapi dengan atau yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk bahasa dan tata tulisnya pun tidak boleh sembarangan yakni harus baku. Selain itu, karya tulis ilmiah harus memperhatikan prinsip-prinsip keilmuan. Misalnya objektif, empiris atau sesuai dengan fakta, logis, jelas, sistematis, konsisten, dan lugas. Awalnya karya tulis ilmiah harus ditulis dengan berlandaskan penelitian ilmiah. Namun seiring berkembangnya waktu, definisi tersebut pun bergeser. Karya tulis ilmiah harus dianalisis oleh ahlinya, dalam hal ini contohnya adalah penulisan makalah, tesis, skripsi, artikel ilmiah, disertasi, dan sebagainnya. Bila disandingkan kata “populer”, karya tulis ilmiah pun mengalami perubahan makna. Tidak sama dengan pengertian sebelumnya. Untuk itu, perhatikan pengertian kata “populer” dalam penjelasan selanjutnya agar kamu menemukan definisi karya tulis ilmiah populer yang tepat. Baca juga Jenis Karya Ilmiah yang harus Diketahui Mahasiswa 3. Populer Kata “populer” mungkin tak asing selama ini. Ya, kata yang berarti disukai atau dikenal banyak orang umum ini memang cukup sering kamu dengar di kehidupan sehari-hari. Populer juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam arti lain populer adalah sesuatu yang mudah dipahami banyak orang karena bersifat familier. Selain itu, kata “populer” identik dengan penggunaan bahasa yang cenderung santai dan mudah dicerna. Berdasarkan pengertian ini, maka gaya bahasa karya tulis ilmiah populer lebih santai daripada karya tulis ilmiah. Setelah memahami tiga kata di atas, maka karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang dibuat dengan menggunakan standar atau kaidah ilmiah. Hanya saja, karya tulis ilmiah memakai bahasa yang lebih santai dana cenderung tidak kaku. Sehingga karya tulis ilmiah populer lebih mudah dipahami oleh pembaca. Alih-alih membosankan, pembaca justru lebih menikmati bacaan ilmiah dengan gaya bahasa yang sederhana. Biasanya karya tulis ini ditulis dengan cara menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain. Jadi karya tulis populer tidak bisa dikatakan sebagai gagasan murni , pendapat, atau pernyataan penulis sendiri. Namun perlu diingat, meski ditulis dengan gaya yang lebih sederhana dan ringan, tulisan tersebut masih bersifat ilmiah, ya. Artinya tetap memperhatikan kaidah keilmuan seperti penggunaan data yang jelas dan pencantuman sumber rujukan yang tepat pula. Mengapa karya ilmiah populer lebih menarik untuk dibaca ketimbang karya ilmiah? Sebagai teks populer, karya tulis ilmiah ini disajikan dalam bentuk bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam. Kelebihan dari karya ilmiah populer dianggap lebih tepat digunakan untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat ilmiah dengan cara yang yang mudah dicerna oleh banyak orang karena tanpa aturan baku, bahasa mudah dipahami dan ringan. Alhasil, pesan atau informasi yang ingin disampaikan pun dapat ditangkap oleh pembaca dengan baik. Dengan karakteristik tersebut, teks ini digunakan sebagai media persuasi yang bagus untuk mempengaruhi lingkungan sekitar. Menurut para ahli, berikut ini adalah pengertian karya tulis ilmiah populer Imron Mawardi, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Karya ilmiah populer menurut Imron adalah tulisan yang memberi wacana atas persoalan sosial dengan bahasa yang sederhana dan komunikatif. Alhasil tulisan tersebut tidak hanya dibaca oleh kalangan akademisi, tapi juga bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Dalam padangan Imron, karya tulis ilmiah populer disebut juga dengan “opini”. Artinya, pandangan ilmiah seseorang tentang suatu masalah yang bisa dipertanggungjawabkan berdasar dalil-dalil ilmiah yang disajikan dalam bahasa yang lebih popular agar bisa dimengerti oleh berbagai kalangan. Namun tetap berpegang pada kaidah ilmiah, tulisan opini yang baik pun membutuhkan riset demi menguatkan argumentasi dan menekankan gagasan penulis. Sujarwo, dosen PLS FIP UNY Ilmiah populer adalah tulisan dibuat untuk menghubungkan ilmu dan orang awam. Selama ini tulisan ilmiah seperti dalam jurnal ditulis untuk kalangan elit saja. Padahal sejatinya, tulisan ilmiah harus memberikan kemaslahatan untuk banyak orang Tapi bila hanya bisa dimengerti oleh kalangan tertentu saja, maka tujuan tersebut tidak akan tercapai. Dengan adanya ilmiah populer, Karakteristik Karya Tulis Ilmiah Berbeda dengan karya tulis ilmiah, ilmiah populer memiliki karakteristik sendiri diantaranya sebagai berikut Karena menggunakan bahasa yang sederhana, judul teks harus informatif dan maknanya mudah ditangkap oleh pembaca. Hal ini dilakukan agar pembaca tidak kebingungan Biasanya teks populer disajikan secara argumentatif dan deskriptif. Untuk itu, tulisan ilmiah populer berisi deskripsi mengenai gagasan-gagasan yang ingin disampaikan penulis dengan tampilan yang sederhana dan menarik Bahasa digunakan tidak terlalu ilmiah. Sehingga informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah oleh masyarakat Gagasan yang dituliskan dalam teks populer bersifat mudah dicerna. Sehingga tulisan ini tidak menimbulkan pernyataan yang membuat pembaca berpikir dua kali Penjelasan yang terkandung dalam karya tulis ilmia populer dibuat dengan metode bercerita atau story telling. Jadi penjelasannya tidak dibuat cara langsung pada inti permasalahannya Karakteristik karya tulis ilmiah berikutnya adalah tulisan ini dibuat datau didesain agar pembaca ikut merasakan secara langsung dan mengalami permasalahan yang sedang dibahas. Struktur Karya Ilmiah Populer Untuk struktur tulisan ilmiah populer pun cukup ringkas dan padat. Lumrahnya karya tulis ilmiah populer hanya beberapa lembar saja. Berbeda dengan karya ilmiah yang ditulis dalam jumlah banyak. teks populer lebih sederhana yakni sekitar 3-5 halaman. Lantaran lebih ringkas, struktur tulisannya pun hanya terdiri dari 4 bagian. Struktur karya ilmiah populer terdiri atas judul, pendahuluan, badan atau isi dan diakhiri dengan penutup. 1. Judul Seperti judul pada umumnya, judul teks populer harus mencerminkan isi teks. Namun ciri khas judul teks populer adalah lebih sederhana, komunikatif dan menarik. Jadi judul ini lebih mudah menarik perhatian dan memenatik rasa penasaran pembaca ketimbang judul skripsi atau karya ilmiah. 2. Pendahuluan Bagian menjelaskan dengan jelas dan padat mengenai topik yang dibahas. Penulis menerangkan pokok dan urgensi permasalahan. Sehingga pembaca pun memahami mengapa topik tersebut patut atau layak dibicarakan lebih dalam. Nah, supaya pendahuluanmu bagus dan sesuai dengan aturan penulisan, perhatikan khusus pada penjelasan Cara Membuat Pendahuluan Karya Ilmiah. 3. Bagian Isi Sementara itu, badan atau isi mengenai pandangan dan analisis penulis tentang topik yang dibahas. Biasanya penulis akan menambahkan beberapa argumen ahli dan data yang mendukung. Badan atau isi teks populer tidak sedetail seperti karya tulis ilmiah. Tak heran bila isinya pun cukup terbatas. 4. Penutup Bagian terakhir, teks populer diakhiri dengan penutup. Isinya adalah kesimpulan penulis atas topik yang dianalisisnya. Selain itu, penulis bisa menyelipkan saran atau solusi untuk mengatasi permasalahan yang dikaji. Jenis Karya Ilmiah Populer Kalau karya tulis ilmiah terdiri dari skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian, maka teks populer pun memiliki jenis atau macam-macamnya sendiri. Beberapa jenis karya tulis ilmiah populer diantaranya adalah 1. Esai Esai adalah karangan prosa yang berisi topik atau masalah tertentu. DItulis dengan sudut pandangan sang penulis, esai merupakan opini, pandangan, atau ekspresi pribadi yang dituangkan dalam dalam bentuk tulisan. Meski begitu, esai tetap ditulis dengan argumen yang jelas dan kuat. 2. Artikel Ilmiah Artikel ilmiah pun tergolong sebagai teks populer. Isinya adalah ilmu pengetahuan yang memaparkan fakta tertentu. Ditulis dengan metodologi yang benar tapi dengan bahasa yang ringan. Jika kamu ingin membuat artikel ilmiah yang bagus, bisa baca pada artikel Cara Membuat Artikel Ilmiah. 3. Opini Opini merupakan teks populer yang berisi pendapat, ide, pikiran penulis mengenai topik tertentu. Umumnya teks ini bersifat tidak objektif. Namun isinya tetap mengedepankan argumen dan data yang jelas. Contoh tulisan opini yang paling mudah ditemukan adalah opini yang dipublikasikan di media massa. Perbedaan Karya Ilmiah Populer, Formal dan Semi Formal Berikut ini merupakan hal yang membedakan karya ilmiah populer dengan karya ilmiah lainnya. Karya Ilmiah Populer, karya tulis yang isinya ilmiah tetapi teknik penulisannya tidak mengikuti kaidah penulisan baku ang berlaku sehingga lebih bebas saja. Karya ilmiah formal, karya tulis yang menggunakan bahasa baku dan menggunakan kaidah-kaidah penulisan yang baik dan benar. Ada standar khusus supaya sebuah karya ilmiah bisa dikatakan formal resmi. Karya ilmiah semiformal, merupakan karya tulis dalam berbagai jenis laporan dan makalah dimana penggunaanya lebih santai tetapi penulisannya ada aturan masing-masing sesuai instansi yang diikuti. Rekomendasi Buku Metode Penelitian PROMO Dapatkan buku pendukung skripsi & penelitian lainnya di Buku penelitian Baca artikel terkait karya ilmiah Pengertian Abstrak Pedoman Penulisan Sitasi Jenis-Jenis Karya Ilmiah Contoh Karya Tulis Ilmiah Populer Contoh ini dikutip dari IDN Times. Esai ini ditulis oleh seorang pendidik bernama Budianto Sutrisno. Ia menulis tentang pendidikan karakter di sekolah. melalui contoh di bawah ini, kamu bisa memahami struktur karya tulis ilmiah populer lebih dalam. Kamu bisa mengidentifikasi bagian judul, pendahuluan, isi, dan penutup lewat contoh berikut Pendidikan Karakter di Sekolah, Seperti Apa Wujudnya? Di dalam kurikulum yang berlaku sekarang ini – Kurikulum 2013 – disebutkan adanya pendidikan karakter. Sekelompok orang mengatakan dengan nada skeptis bahwa pendidikan karakter itu hanya sekadar tempelan. Seperti apa wujud nyata pendidikan karakter itu? Mari kita mencoba untuk membahasnya. Kegagalan lembaga pendidikan Pertanyaan mendasarnya adalah Perlukah pendidikan karakter? Untuk menjawabnya, mari kita lihat sejumlah keadaan di tanah air. Kita menyaksikan fenomena tawuran sering terjadi di antara para siswa di banyak kota di Indonesia. Aksi kekerasan dan kebrutalan semakin merajalela. Paparan pornografi dan penyalahgunaan narkoba semakin marak. Siswa berani memukul guru, bahkan sampai guru meninggal dunia. Dan astaga! Bocah SD jatuh ke dalam pelukan pelacur tua di Jawa Timur. Dan masih banyak lagi. Hal-hal yang memprihatinkan ini menandakan gagalnya institusi pendidikan di Indonesia dalam memberikan pendidikan karakter bagi para siswa. Sejatinya, keluarga merupakan peletak dasar utama pendidikan karakter, karena siswa lebih banyak meluangkan waktunya dalam keluarga ketimbang di sekolah. Dengan demikian, guru perlu bekerja sama dengan orang tua siswa, karena pendidikan di sekolah dan di rumah itu harus sinkron satu dengan yang lain. Tak pelak, guru dan orang tua harus menjadi suri teladan yang baik bagi setiap siswa. Bayangkan, bila seorang guru berniat menanamkan karakter disiplin kepada siswa agar tidak datang terlambat, misalnya, tetapi guru itu sendiri sering datang terlambat. Bila ini terjadi, jangan berharap siswa mau memperhatikan nasihat atau masukan dari guru yang bersangkutan, karena siswa telah kehilangan kepercayaan terhadap gurunya sendiri. Jadi kunci utamanya adalah kepercayaan siswa terhadap guru. Apa sih sebenarnya pendidikan karakter itu? Pendidikan karakter adalah pendidikan yang diberikan untuk menyiapkan keterampilan siswa guna menghadapi kenyataan-kenyataan di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Bagaimana membawa diri dalam pergaulan, bagaimana harus berbicara santun, bagaimana harus bertoleransi kepada orang lain, bagaimana menyikapi kenaikan harga bahan bakar, listrik, dan lain sebagainya. Orang tua mana yang tak menginginkan anaknya menjadi pribadi yang berintelektualitas tinggi sekaligus memiliki perilaku yang baik dan menghormati orang lain? Prestasi akademis sering diutamakan. Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa sukses dalam kehidupan itu tidak selalu bergantung pada kemampuan akademis seseorang. Bermacam Pendapat Ada pihak yang menyatakan bahwa pendidikan karakter itu adalah membuat siswa melakukan apa yang diperintahkan oleh guru. Hal semacam ini membawa kita kepada pembebanan suatu sanksi dan sistem ’hadiah dan hukuman’ yang hanya berdaya guna untuk sementara saja. Pemberian ’hadiah dan hukuman’ tak memberikan dampak yang menolok bagi perubahan karakter dalam jangka panjang Di samping itu, sistem ini hanya membuat siswa menjadi pengekor gurunya dan tidak terlatih untuk mengeksplorasi pengalaman hidup lebih jauh. Eksplorasi memungkinkan siswa mengalami sendiri berbagai tantangan dan kesulitan yang membentuk mereka menjadi pribadi yang tekun, tangguh, dan mandiri. Dan setiap siswa itu adalah pribadi yang unik. Karenanya, janganlah kita mencoba membuatnya menjadi copy cat guru. Tugas guru – seperti yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara – adalah tut wuri handayani dari belakang ikut memberikan dorongan dan arahan. Guru perlu menekan atau mengurangi ego-nya dalam mempraktikkan pendidikan karakter. Guru dan siswa perlu sama-sama mengasah keterampilan dalam mengembangkan karakter yang baik. Berdasarkan studi Dr. Marvin Berkowitz – seorang pakar pendidikan karakter dari University of Missouri, St. Lois – ternyata pendidikan karakter memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan motivasi siswa untuk meraih prestasi. Pada kelas-kelas tertentu terdapat penurunan drastis perilaku negatif siswa yang menghambat keberhasilan akademis. Hal ini muncul, karena salah satu tujuan pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan kepribadian yang berintegritas terhadap nilai dan aturan yang ada. Bila siswa berintegritas, maka ia akan memiliki keyakinan terhadap potensi diri untuk menghadapi hambatan dalam belajar. Wujud nyata Jika ditanya tentang apa dan bagaimana wujud pendidikan karakter itu, maka penulis selalu merujuk pada pendidikan karakter di sejumlah SD di Jepang. Setiap jam makan siang, para siswa sudah berbaris rapi di ruang makan, lalu memberikan hormat kepada juru masak. Seusai makan, mereka membersihkan sendiri seluruh peralatan makan mereka, lalu mengepel lantai. Ya, mengepel lantai secara beregu. Sebuah contoh nyata bagaimana pendidikan karakter sudah ditanamkan sejak usia dini. Benar-benar melatih siswa untuk berdisiplin, mandiri, dan mengerti tanggung jawab. Pendidikan karakter itu mencakup ranah pengetahuan cognitive, perasaan affective, sikap attitude, dan tindakan action. Harus mampu memberikan ’asupan’ bukan hanya bagi raga, tetapi sekaligus juga bagi jiwa berupa moralitas untuk menentukan sikap baik-buruk atau benar-salah. Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter harus dilakukan dengan mengacu kepada grand design tersebut. Itu sebabnya dalam pelajaran Agama, misalnya, jangan hanya ditekankan aspek berdoa dan ibadah saja, melainkan juga bagaimana menerapkan secara nyata ajaran agama dalam kehidupan sosial di tengah masyarakat yang majemuk. Pesan dalam story telling, menurut hemat penulis, merupakan salah satu cara ampuh untuk menyampaikan pendidikan karakter kepada para siswa. Para siswa dapat secara bergantian membawakan story telling dalam acara di dalam kelas maupun acara-acara penting yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, misalnya HUT sekolah dan peringatan hari raya tertentu. Di sini pesan pentingnya tidaklah secara masif diindoktrinasikan kepada para siswa, namun nilai-nilai moral yang baik dapat tertanam ke dalam hati dan pikiran mereka secara ’lembut’. Inilah yang disebut sebagai pendekatan soft-selling dalam komunikasi pemasaran. Lembut itu kuat. Martin Luther King mengatakan bahwa kecerdasan plus karakter… itu adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya Intelligence plus character… that is the goal of true education. Jika tokoh besar kaliber dunia – yang memiliki rekam jejak karakter positif – telah mengatakan betapa pentingnya peran pendidikan karakter, masihkah kita ragu-ragu untuk menerapkannya? Tantangan – terutama bagi para guru – memang berat. Akan tetapi, janganlah pendidikan karakter membuat kita keder dalam menerapkannya di tengah zaman yang penuh dengan gejolak negatif. Rekomendasi Buku Penunjang SKRIPSI Spesial Dapatkan buku pendukung skripsi & penelitian lainnya di Buku penelitian Nah itu dia penjelasan karya tulis ilmiah populer. Semoga setelah ini kamu tak bingung lagi membedakannya dengan karya tulis ilmiah seperti tesis, disertasi, skripsi, dan laporan penelitian. Kuncinya, perhatikan gaya penulisannya, ya. Selamat menulis! Pertanyaan Umum Karya Ilmiah Populer Siapa saja yang dapat menulis karya ilmiah populerSemua orang bisa menulis karya ilmiah populer, namun tetap harus memiliki kehalian khusus sesuai apa yang ditulisnya ya. Sistematika dan penyajian karya ilmiah populerSistematika karya ilmiah populer dimulai dari kata pengantar, daftar isi, pendahuluan latar belakang, rumusan masalah, hingga landasan teori, hipotesis, pembahasan, kesimpulan, serta data dan literatur pendukung.
. Setelah mengetahui tentang pengertian dan ciri ciri dari karya ilmiah, berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur karya ilmiah. Meskipun masing masing karya tulis memiliki gaya dan struktur tersendiri, namun secara universal struktur ini lebih umum digunakan sebagaimana dikutip dari sumber yang sama, yaitu: 1. Halaman Judul.
PertanyaanKarangan ilmiah tidak memiliki karakteristik sebagai berikut...Karangan ilmiah tidak memiliki karakteristik sebagai berikut... menyajikan fakta secara objektif disusun berdasarkan sistematika yang harus ditaati menggunakan metode keilmuan menyajikan opini yang bersifat pralogis menggunakan kalimat yang efektif RTR. TrihandayaniMaster TeacherJawabanjawaban yang tepat yaitu D. menyajikan opini yang bersifat yang tepat yaitu D. menyajikan opini yang bersifat ilmiah merupakan karangan yang bersifat ilmiah atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Sifat atau karakteristiknya yaitu Merupakan hasil penelitian Memperhatikan kaidah, etika, dan kejujuran ilmiah Menggunakan metode, struktur, atau sistematika penulisan ilmiah Menggunakan ragam bahasa baku. Karena sifat karya ilmiah adalah menekankan pada data dan fakta, maka penyajiannya harus bersifat logis. Jadi, jawaban yang tepat yaitu D. menyajikan opini yang bersifat ilmiah merupakan karangan yang bersifat ilmiah atau memenuhi syarat ilmu pengetahuan. Sifat atau karakteristiknya yaitu Merupakan hasil penelitian Memperhatikan kaidah, etika, dan kejujuran ilmiah Menggunakan metode, struktur, atau sistematika penulisan ilmiah Menggunakan ragam bahasa baku. Karena sifat karya ilmiah adalah menekankan pada data dan fakta, maka penyajiannya harus bersifat logis. Jadi, jawaban yang tepat yaitu D. menyajikan opini yang bersifat pralogis. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!10rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!BKBagus Komar Kurniawan Bantu bangetAFAkhmad Fajar MuizPembahasan lengkap banget
Jikadiperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah. - Ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah, kita menulis berdasarkan observasi, riset, atau metode tertentu. Bisa jadi salah satu yang kamu kerjakan dari tugas tersebut adalah karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah biasa digunakan di dunia akademik, lembaga survei, lembaga penelitian, atau lainnya. Karya ilmiah cocok untuk lembaga-lembaga tersebut karena penulisannya berdasarkan penalaran atau logika tertentu, fakta yang disajikan beserta bukti, dan argumen yang disampaikan dapat ditelusuri kebenarannya. Menurut Mukayat D. Brotowidjoyo, dalam Penulisan Karangan Ilmiah 1985, karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Metodolog penulisan karya ilmiah bermacam-macam, disesuaikan dengan topik atau kajian yang karya ilmiah Kita dapat mengenali karya ilmiah berdasarkan sifat atau karakteristiknya. Berikut ciri-ciri penulisan karya ilmiah Sitematis Sistematis maksudnya, karya ilmiah disajikan dengan berurutan, terstruktur, dan poin-poin yang ingin disampaikan tertata. Baca juga Contoh-contoh Karya IlmiahKarya ilmiah ditulis berdasarkan kaidah penulisan tertentu sesuai disiplin ilmu. Kaidah tersebut dapat berupa susunan penulisan, teknik analisis, penyampaian data, atau tata cara penulisan. Tahap-tahap penulisannnya pun harus berurutan agar apa yang disajikan ke pembaca dapat tersampaikan dengan baik. Beberapa sistematika tersebut seperti observasi, riset, penggalian data, analisis, dan sebagainya. Logis Logis berkaitan dengan nalar atau pola pikir. Pada dasarnya, karya ilmiah ditulis agar diterima oleh nalar publik. Dok. Istimewa Ilustrasi melihat logis tidaknya suatu karya ilmiah, dapat dilihat dari riset, penelitian, atau data yang disuguhkan dengan hasil atau kesimpulan. Penyampaian kesimpulan atau hasil harya ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu induktif dan deduktif.
15 Rangkuman Hakikat Karya Ilmiah dan Karya Ilmiah Populer. Hakikat karya ilmiah dan karya ilmiah populer dalam bahasa indonesia perlu dijelaskan dengan baik karena kita sudah sangat sering mendengar istilah "ilmiah". Ungkapan-ungkapan berikut sudah sering kita dengar. " Pembicaraanmu itu sama sekali tidak ilmiah, mana mungkin manusia
Seorang dosen maupun mahasiswa tentu memahami pentingnya karakteristik penulisan karya ilmiah yang memiliki banyak sekali dampak positif. Umumnya pihak dosen akan melakukan penelitian dan kemudian melibatkan mahasiswa, dinas terkait penelitian, maupun sejumlah perusahaan yang masih terkait. Semua pihak yang terlibat di dalam penelitian ini akan memiliki peran krusial masing-masing. Misalnya untuk dosen sebagai pemilik idea atau gagasan penelitian, dan dinas maupun perusahaan terkait menjadi sumber pendanaan atau objek penelitian. Baca juga Seberapa Penting Peran Dosen Dalam Akreditasi Kampus? Sekilas Tentang Karya Tulis Ilmiah Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah 1. Logis2. Data Sesuai Fakta 3. Bersifat Objektif4. Isi Sistematis5. Pembahasan Sesuai dan Menyeluruh 6. Dapat Diuji Kebenaranya Kiat Meminimalkan Kesalahan saat Menyusun Karya Ilmiah Menyusun Kerangka Karya Ilmiah Menulis di Momen yang MendukungDibaca Ulang Fokus pada Topik Sekilas Tentang Karya Tulis Ilmiah Sebelum memahami lebih dalam mengenai penulisan karya ilmiah maka penting pula untuk mengetahui dulu apa itu karya ilmiah. Jadi, karya tulis ilmiah adalah sebuah tulisan ilmiah yang disusun untuk memecahkan suatu permasalahan. Pemecahan masalah ini menggunakan sejumlah landasan teori dan juga metode-metode ilmiah. Secara umum sebuah karya ilmiah akan terdiri dari data, fakta, dan juga solusi dari sebuah permasalahan yang akan diteliti atau diangkat dalam sebuah penelitian. Hasil penelitian ini kemudian akan dibahas sampai tuntas di dalam penulisan karya ilmiah. Lengkap pula dengan berbagai dasar teori yang menguatkan hasil penelitian tersebut. Namun, hasil penelitian tidak selalu sama persis dengan dasar teori yang dijadikan landasan. Bisa juga berbeda, yang kemudian hasil penelitian tersebut dianggap sudah mematahkan teori yang menjadi landasan penelitian tadi. Hasil penelitian baru ini kemudian menjadi dasar bagi penelitian terkait untuk seterusnya. Karakteristik dalam Penulisan Karya Ilmiah Setelah hasil penelitian didapatkan maka langkah selanjutnya tentu saja melakukan penulisan karya ilmiah yang membahas hasil penelitian tersebut. Penulisannya kemudian harus memenuhi sejumlah karakteristik, yang akan menentukan hasil tulisan tersebut bisa disebut sebagai karya tulis ilmiah atau tidak. Adapun bentuk karakteristik khas dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut 1. Logis Karakteristik pertama dari sebuah karya tulis ilmiah adalah logis, yakni suatu permasalahan yang sifatnya logis. Kemudian diteliti yang sifatnya logis pula. Maksudnya adalah bisa dinalar dan dipahami oleh siapa saja yang membaca karya tulis ilmiah tersebut. Sehingga tidak ada unsur dan kesan isinya dikarang bebas. 2. Data Sesuai Fakta Data yang dijabarkan dan disampaikan di dalam penulisan karya ilmiah haruslah data yang sesuai fakta. Yakni mengacu pada hasil penelitian. Misal meneliti sebuah zat A, ketika dilakukan sejumlah penelitian dengan penambahan zat B akan membentuk reaksi apa saja. Reaksi ini kemudian disampaikan di dalam karya ilmiah tanpa dikurangi maupun ditambahkan. 3. Bersifat Objektif Sifat penelitian adalah objektif, sehingga benar-benar sesuai dengan kondisi real di lapangan. Tanpa ada kemungkinan dan keinginan untuk menjadikannya subyektif sebagaimana yang diinginkan oleh peneliti maupun pihak terkait penelitian tersebut. 4. Isi Sistematis Dalam penulisan karya ilmiah juga terdapat unsur sistematis, ketentuannya sudah jelas dan masih dipertahankan sampai sekarang. Misalnya struktur penulisan dimulai dengan pendahuluan, pembahasan, isi karya ilmiah, dan terakhir adalah kesimpulan. 5. Pembahasan Sesuai dan Menyeluruh Pembahasan di dalam karya ilmiah juga harus sesuai, yakni sesuai dengan hasil penelitian dan bisa dibuktikan. Selain itu pembahasannya juga harus menyeluruh sehingga tidak ada yang tertinggal dan bisa menyebabkan persepsi yang salah. 6. Dapat Diuji Kebenaranya Isi di dalam penulisan karya ilmiah memang wajib bisa diuji kebenarannya, sehingga sesuai dengan poin sebelumnya yang harus logis dan sifatnya objektif. Sebab hal ini akan membantu memberikan data yang valid dan bukan direkayasa. Memahami apa saja yang perlu dilakukan dalam penulisan karya ilmiah sesuai karakteristik di atas sangat penting. Sehingga isi karya ilmiah memang bisa diterima sekaligus dibuktikan kemudian diterapkan. Kiat Meminimalkan Kesalahan saat Menyusun Karya Ilmiah Memahami dengan baik mengenai karakteristik dari karya ilmiah yang dipaparkan di atas, akan membantu meminimalkan kesalahan. Namun, ketika kesalahan masih saja dijumpai dan dilakukan tanpa sengaja. Maka Anda bisa mencoba beberapa kiat berikut untuk membantu meminimalkan kesalahan umum dalam menyusun karya ilmiah Menyusun Kerangka Karya Ilmiah Kesalahan umum dalam penyusunan karya ilmiah ada banyak, dan salah satunya adalah struktur yang tidak sistematis. Hal ini tentu akan membuat proses penyusunannya memakan waktu lebih lama. Apalagi jika ada banyak sekali bagian yang perlu dikoreksi dan direvisi, sehingga akan merasakan kelelahan yang lebih parah. Menyiasati kesalahan tersebut maka bisa mencoba menyusun kerangkanya terlebih dahulu. Susun setiap bab beserta judul per bab, dan poin-poin sub bab yang akan masuk ke dalam karya ilmiah tersebut. Sehingga saat menyusun karya ilmiah bisa berpegang pada kerangka yang sudah dibuat. Langkah ini mencegah keluar dari sistematika yang berlaku. Menulis di Momen yang Mendukung Menulis karya ilmiah maupun karya tulis jenis lainnya, memang dianjurkan untuk dilakukan di momen yang mendukung. Misalnya saat pikiran bisa fokus, karena aktivitas lain sudah selesai dilakukan. Bisa juga menunggu momen dimana suasana di rumah maupun lingkungan sekitar lebih tenang. Jika Anda masuk ke dalam karakter penulis yang butuh suasana mendukung, maka perlu mencari waktu yang tepat. Tidak sedikit dosen yang menulis di dini hari, karena pikiran lebih segar dan tidak terpecah. Berbeda jika dilakukan di siang hari, maka akan sibuk dengan banyak kegiatan sebagaimana profesi dosen pada umumnya. Oleh sebab itu, pertimbangkan untuk mencari waktu khusus yang mendukung kegiatan menulis. Supaya bisa tetap fokus dan konsentrasi, untuk meminimalkan kesalahan. Dibaca Ulang Usai menulis karya ilmiah, baik satu atau dua bab. Maka penting sekali untuk dibaca ulang, sering disebut dengan tahap proofreading. Tahap ini dilakukan pasca tahap editing, dan tujuannya untuk mengecek ada tidaknya kesalahan yang perlu diperbaiki. Kesalahan umum di dalam penyusunan karya ilmiah adalah kesalahan EYD dan juga typo atau salah ketik. Meskipun typo termasuk kesalahan minor, namun jika terlalu sering dijamin akan menerima kritik yang lebih tajam. Bagaimana mengatasinya? Yakni dibaca ulang dulu, cek kembali kata demi kata apakah yang tidak atau belum sesuai EYD? Apakah kata yang memang typo? Jika memang ada, maka bisa dikoreksi terlebih dahulu, sehingga saat dipublikasikan kondisi isi karya ilmiah sudah sempurna. Fokus pada Topik Kesalahan umum lainnya dalam menyusun karya ilmiah adalah pembahasan yang meluas dari seharusnya. Hal ini juga sering terjadi ketika penulis tidak membuat kerangka tulisan terlebih dahulu. Bisa juga karena kurang fokus dan konsentrasi, sehingga pembahasan menjadi kurang sesuai dengan topik yang diangkat. Meminimalkan kesalahan ini adalah dengan menjaga fokus pada topik. Mulai dari pemilihan waktu menulis yang dirasa paling mendukung, kemudian selalu sediakan air minum khususnya air putih di dekat meja kerja, dan sesekali bergerak untuk melemaskan otot dan saraf yang tegang akibat menulis dalam waktu lama. Kesalahan dalam menyusun karya ilmiah memang sangat mungkin dilakukan oleh siapa saja, baik itu peneliti junior maupun senior. Inilah alasan kenapa proses penulisan memakan waktu lama. Mencoba meminimalkan kesalahan tersebut, maka bisa mencoba beberapa tips di atas. Jangan sampai terlupa pula untuk selalu mengikuti karakteristik dan standar penulisan karya ilmiah. Penulis Wahyudha Wibisono Sumber Finoza(2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah, bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
Maksuddari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya berada diantara ilmiah. Ciri-ciri karangan Semi Ilmiah antara lain: 1) Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
Salahsatu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones(1960), yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta pribadi.(Haryanto dkk, 2000:7) Penggolongan bisa pula dilakukan berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Karanganilmiah, non ilmiah, dan tidak ilmiah. penulis bisa lebih terarah dan fokus dengan pokok pikiran serta tema yang telah ditentukan karena fungsi dari kerangka karangan adalah sebagai berikut: a. Karangan Narasi ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai Pelopor .Angkatan '45 dan Puisi Modern Indonesia. .
  • 665xwd3rkf.pages.dev/774
  • 665xwd3rkf.pages.dev/230
  • 665xwd3rkf.pages.dev/938
  • 665xwd3rkf.pages.dev/587
  • 665xwd3rkf.pages.dev/184
  • 665xwd3rkf.pages.dev/317
  • 665xwd3rkf.pages.dev/181
  • 665xwd3rkf.pages.dev/68
  • 665xwd3rkf.pages.dev/306
  • 665xwd3rkf.pages.dev/736
  • 665xwd3rkf.pages.dev/435
  • 665xwd3rkf.pages.dev/936
  • 665xwd3rkf.pages.dev/765
  • 665xwd3rkf.pages.dev/189
  • 665xwd3rkf.pages.dev/939
  • karangan ilmiah tidak memiliki karakteristik sebagai berikut